Rio Mavuba, Pesepakbola yang Lahir di Atas Laut
"Hanya tertulis 'dilahirkan di laut' dalam paspor Saya." Kata-kata itu yang keluar dari mulut Rio Mavuba ketika ditanyakan mengenai tempat kelahiran dirinya.
Kisah ini dimulai ketika berlangsungnya perang sipil di Angola, Mafuila Mavuba ayah Rio yang juga seorang pesepakbola, memilih untuk meninggalkan Angola bersama istrinya Theresa, yang kala itu sedang mengandung Rio. Jalur perairan dipilih keduanya untuk pergi mencari tempat yang dirasa aman untuk mereka tinggali. Maret 1984, di tengah-tengah perjalanan tepatnya di lepas pantai Afrika, Theresa melahirkan seorang anak diatas kapal. Kini anak tersebut dikenal sebagai Rio Mavuba, nama 'Rio' sendiri terinspirasi dari nama sebuah sungai di Afrika.
Beberapa waktu kemudian Rio sekeluarga berhasil tiba di pelabuhan Marseille, dan akhirnya memilih menetap di Perancis. Rio dibesarkan di Perancis, ia memulai karir Sepakbolanya saat usianya genap 8 tahun, pelatih Bordeaux pada saat itu membawa Rio ke pusat latihan Bordeaux untuk menjalani trial.
Rio tidak terlalu mengenal ibu kandungnya, dirinya ditinggal sang ibu saat berusia 2 tahun, Theresa meninggal setelah melahirkan adik perempuan Rio. Ayahnya kemudian menikah lagi, dengan Suzanne, yang akan mengurusi Rio dan 10 saudaranya. Ketika usianya menginjak 13 tahun giliran sang ayah yang meninggalkan Rio, mantan pemain timnas Zaire pada Piala Dunia 1974 ini meninggal akibat penyakit hati yang dideritanya.
Tahun 2004, ketika usianya 21 tahun, pelatih timnas Perancis pada saat itu, Raymond Domenech, tertarik untuk membawa Rio ikut serta dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia. Namun, masalah itu datang, Rio harus menunggu dinaturalisasi terlebih dahulu jika ingin memperkuat Perancis. Tetapi semuanya bisa berjalan lancar, setelah proses administrasi selesai Rio berhasil menjadi warga Perancis dan diperbolehkan membela timnas Perancis, tetapi tempat kelahiran 'di atas laut'-nya tetap akan menjadi kenangan bagi Rio.
Kisah ini dimulai ketika berlangsungnya perang sipil di Angola, Mafuila Mavuba ayah Rio yang juga seorang pesepakbola, memilih untuk meninggalkan Angola bersama istrinya Theresa, yang kala itu sedang mengandung Rio. Jalur perairan dipilih keduanya untuk pergi mencari tempat yang dirasa aman untuk mereka tinggali. Maret 1984, di tengah-tengah perjalanan tepatnya di lepas pantai Afrika, Theresa melahirkan seorang anak diatas kapal. Kini anak tersebut dikenal sebagai Rio Mavuba, nama 'Rio' sendiri terinspirasi dari nama sebuah sungai di Afrika.
Beberapa waktu kemudian Rio sekeluarga berhasil tiba di pelabuhan Marseille, dan akhirnya memilih menetap di Perancis. Rio dibesarkan di Perancis, ia memulai karir Sepakbolanya saat usianya genap 8 tahun, pelatih Bordeaux pada saat itu membawa Rio ke pusat latihan Bordeaux untuk menjalani trial.
Rio tidak terlalu mengenal ibu kandungnya, dirinya ditinggal sang ibu saat berusia 2 tahun, Theresa meninggal setelah melahirkan adik perempuan Rio. Ayahnya kemudian menikah lagi, dengan Suzanne, yang akan mengurusi Rio dan 10 saudaranya. Ketika usianya menginjak 13 tahun giliran sang ayah yang meninggalkan Rio, mantan pemain timnas Zaire pada Piala Dunia 1974 ini meninggal akibat penyakit hati yang dideritanya.
Tahun 2004, ketika usianya 21 tahun, pelatih timnas Perancis pada saat itu, Raymond Domenech, tertarik untuk membawa Rio ikut serta dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia. Namun, masalah itu datang, Rio harus menunggu dinaturalisasi terlebih dahulu jika ingin memperkuat Perancis. Tetapi semuanya bisa berjalan lancar, setelah proses administrasi selesai Rio berhasil menjadi warga Perancis dan diperbolehkan membela timnas Perancis, tetapi tempat kelahiran 'di atas laut'-nya tetap akan menjadi kenangan bagi Rio.